sulit mempercayai apa yang terjadi.
hingga kini bahkan aku masih menyangsingkan apa yang ku dengar.
benarkah apa yang tersebar saat ini.
terlalu jahatkah bila ku iyakan semetara aku mengenalnnya jauh dibanding mereka mengetahuinya.
tapi apa yang kudengar dari mereka, seakan meluluhlantakan harapku tentangnya.
membuyarkan ekspresi bahagiaku bila ingat tentangnya.
mungkin kini yang kurasa hanya getir...
mencoba kembali menguatkan hatiku sepertinya ini memang kenyataan apa adanya.
tapi sakit ini kurasakan memang harus ku lalui.
jadi dewasa, belajar menjadi demikian sungguh kurasakn teramat berat.
kadang aku mencoba memungkiri semua resah itu,
utnuk meyakinkan ku bahwa tentang dia mungkin bisa salah.
bahwa keliru apa yang mereka fikirkan tentangnya.'
tapi bagaimana bila itu benar..
bagaimana bila dia memang laku khilaf itu.
sejujurnya dari hati yang paling dalam.
aku berharap semua itu hanya
ilusi mata,, salah sangka atas apa yang mereka lihat.
ilusi telinga, berharap keliru apa yang mereka dengar.
ilusi otak, berharap salah tasfir atas yang mereka fikikan.
bukan untuk mengharapkan dia kembali.
tapi hanya sekedar ingin kenangan tentangnya tetap indah
tidak ingin menimbulkan kesan buruk yang bagaimanapun dia tetap pernah ada dalam hidupku
tak ada satupun rasa yang bisa menggambarkan betapa berwarnanya rasaku saat ini.
ada rasa yang tak bisa kusampaikan.
entah itu sakit, enatah itu bahagia
sakit atas betapa perihnya cara kuakhiri kisah ini.
bahagia atas syukur dan hikmah-Nya yang Ia sampaikan dengan cara ini
saat ini yang kubutukan hanya perenungan,
untuk menyadari sikap apa yang sebaiknya ku lakukan.
ketika hati ingin berkata demikian
kadang sesuatu yang tersimpan di hati menjadi sangat ingin dituangkan dalam bentuk lain, dari pada heparku sirosis,,,
Sabtu, 25 Juni 2011
need ur help, God
Tuhan apakah maksud disemua ini tuha…
Begitu jahtkah aku kutinggalkan dia ketika dirinya terpuruk…
Begitu tidak adilkan aku bila kubiaarkan dia berada sendiri di dunia ini
Yang kusadari dia tak ada siapa2 lagi
Apakah aku sekarang benar…
Apakah aku telah membuatnya menjadi terzhalimi
Benarkah tindakanku
Benarkah aku Tuhan
Ketika semua entah pergi meninggalkannya
Ketika semua lupa akan manisnya
Ketika pahitnya dia tunjukkan
Bsakah ku sebut itu dengan habis manis sepah dibuang
Benarkah aku harus menangis untuknya
Benarkah aku menjadi pahlawan untuknnya
Aku hanya tidak berhak menghakiminya dengan cara seperti ini
Aku ingin meninggalkannya ketika dia benar2 mampu untuk hidup dengan bahagianya
Ketika sedih ini berada dalam lingkaran hidupnya..
Kenapa aku demikian teganya menghilang dari hidupya
Untuk saat ini, dia tak ada menyakitiku smaa sekali
Dia hanya mengencwakanku
Aku benar-benar meminta maaf untuk semua ini
Aku benar-benar meminta maaf….
Ada seribu maaf dan kesabaran dibalik kerasnya hatiku
Karena bgaimanapun, dia pernah ada untukku..
Untuk dukaku…
Dan dia pernah mengdarikan suka itu untukku…
Apa yang harus aku lakukan
u, mom, and I
maaf,,, maaf sekali.
kalo ini mungkin menyakitkan, mendadak, dan seakan tidak rasional.
aku tidak bisa membangun rumah tangga dalam kondisi yang berjauhan.
entahlah, bagimana pandanganmu terhadap kehormatan isterinya mengikuti suaminya,,,
tapi tidak denganku...
ada sisi hati kecilku berfikir kenapa aku tidak bisa menghargai ibuku.
ibu dan keluarga yang membesarkanku.
ibu yang selalu mengalirkan keringat di dahinya untuk ku.
ibu yang selalu menjatuhkan air mata di pipinya karena salahku.
ibu yang selalu mengambil air wudhu dan shalat dan berdoa untuk masa depanku.
tidak kah aku perlu mengingat itu sebagai balas budi terhadap perjuangannya.
setelah apa yang dia berikan di 25 tahun hidupku,,
berjuang untuk menjadikanku manusia yang bermanfaat.
berjuang di tengah getirnya menannggung malu atas anaknya yang banyak membuat laku,
berjuang pulang pergi setiap minggu hanya bermaksud menemui anaknya,,
sementara aku haru sering sekali pergi lagi dan lebih memilih dengan pujaan hatinya...
bertemu hanya untuk bilang, minta uang untuk keperluan ini itu.
berbicara hanya untuk mengatakan permisi mau pergi..
padahal dari sudut mataku kutangkap matanya mulai berkaca-kaca,,
padahal dari getir suarnya dapat kutangkap tak kah kau mau berbicara dengan ibu lebih lama,,
padahal dari eratnya tangannya ketika kucium tangannya ia berusaha menggenggamnya lebih erat
sekan tak membiarkan ku pergi saat ini.
aku jadi menyadari itu telah sekian lama dan terlalu banyak ketegaanku untuk ibu..
dan kini aku tidak mau membuat kesalahan lagi. aku ingin bersama dia.
menjadikannya orang yang selalu nomor satu di hatiku.
aku tidak boleh membiarkan cintaku padamu membutakan rasa cintaku untuk ibu..
aku sudah cukup banyak melupakannya...
dan maap saat ini, ketika kau ingin mengajaku pergi ke kotamu.
ibu meminta satu hal, ibu ingin aku ada di sini,
ibu ingin aku menemani masa tuanya,
ibu ingin anak-anaknya menjaganya..
ibu ingin ketika dia sakit dalam rentanya anaknya selalu ada di sisinya..
ibu ingin merengkuh cucunya setiap waktu yang dia inginkan.
tidak kah aku harus pedulikan ingin orang tuaku.
orang tuaku yang ditinggal pergi kekasih hatinya.
tak ada siapa2 lagi dalam hidupnya.
tak ada lagi yang bisa diandalkan selain anak-anaknya.
dan aku ingin menjadi anak itu.
anak yang tau bagaimana meghargai ibunya...
dan.... aku ingin aku ada di sini,, menemani ibuku.. memenuhi apa ingin ibuku,,
hanya tak ingin mneyesal.. hanya tak ingin menyakitinya lagi...
dan aku tak memaksamu untuk berada di kotaku..
dan mungkin aku juga merelakanmu memilih kotamu sebagai hidupmu..
dan aku biarkan cinta kita berakhir jika kau memilih begitu...
kalo ini mungkin menyakitkan, mendadak, dan seakan tidak rasional.
aku tidak bisa membangun rumah tangga dalam kondisi yang berjauhan.
entahlah, bagimana pandanganmu terhadap kehormatan isterinya mengikuti suaminya,,,
tapi tidak denganku...
ada sisi hati kecilku berfikir kenapa aku tidak bisa menghargai ibuku.
ibu dan keluarga yang membesarkanku.
ibu yang selalu mengalirkan keringat di dahinya untuk ku.
ibu yang selalu menjatuhkan air mata di pipinya karena salahku.
ibu yang selalu mengambil air wudhu dan shalat dan berdoa untuk masa depanku.
tidak kah aku perlu mengingat itu sebagai balas budi terhadap perjuangannya.
setelah apa yang dia berikan di 25 tahun hidupku,,
berjuang untuk menjadikanku manusia yang bermanfaat.
berjuang di tengah getirnya menannggung malu atas anaknya yang banyak membuat laku,
berjuang pulang pergi setiap minggu hanya bermaksud menemui anaknya,,
sementara aku haru sering sekali pergi lagi dan lebih memilih dengan pujaan hatinya...
bertemu hanya untuk bilang, minta uang untuk keperluan ini itu.
berbicara hanya untuk mengatakan permisi mau pergi..
padahal dari sudut mataku kutangkap matanya mulai berkaca-kaca,,
padahal dari getir suarnya dapat kutangkap tak kah kau mau berbicara dengan ibu lebih lama,,
padahal dari eratnya tangannya ketika kucium tangannya ia berusaha menggenggamnya lebih erat
sekan tak membiarkan ku pergi saat ini.
aku jadi menyadari itu telah sekian lama dan terlalu banyak ketegaanku untuk ibu..
dan kini aku tidak mau membuat kesalahan lagi. aku ingin bersama dia.
menjadikannya orang yang selalu nomor satu di hatiku.
aku tidak boleh membiarkan cintaku padamu membutakan rasa cintaku untuk ibu..
aku sudah cukup banyak melupakannya...
dan maap saat ini, ketika kau ingin mengajaku pergi ke kotamu.
ibu meminta satu hal, ibu ingin aku ada di sini,
ibu ingin aku menemani masa tuanya,
ibu ingin anak-anaknya menjaganya..
ibu ingin ketika dia sakit dalam rentanya anaknya selalu ada di sisinya..
ibu ingin merengkuh cucunya setiap waktu yang dia inginkan.
tidak kah aku harus pedulikan ingin orang tuaku.
orang tuaku yang ditinggal pergi kekasih hatinya.
tak ada siapa2 lagi dalam hidupnya.
tak ada lagi yang bisa diandalkan selain anak-anaknya.
dan aku ingin menjadi anak itu.
anak yang tau bagaimana meghargai ibunya...
dan.... aku ingin aku ada di sini,, menemani ibuku.. memenuhi apa ingin ibuku,,
hanya tak ingin mneyesal.. hanya tak ingin menyakitinya lagi...
dan aku tak memaksamu untuk berada di kotaku..
dan mungkin aku juga merelakanmu memilih kotamu sebagai hidupmu..
dan aku biarkan cinta kita berakhir jika kau memilih begitu...
Jumat, 24 Juni 2011
rapuh
ketika manusia ditemukan dgn sesuatu yg lebih indah,
maka matanya akan senantiasa menatap padanya...
ketika manusia dihadapkan kepada seseoran yg jauh lebih sempurna,
maka yang telah ada tak dianggap dan dijaga hatinya...
ketika manusia mendapatkan sesuatu yg lebih baru,
maka yang telah usang tak ada niat untuk didekatinya....
padahal, sesuatu yg baru yg lebih indah dan sempurna,
belum tentu dapat menggantikan yang telah usang...
belum tentu pula itu yg terbaik baginya....
maka, biarkanlah sesuatu yang usang ini menjadi terasa berharga
dengan menghargai hatinya yang kini lambat laun mulai merapuh...
maka matanya akan senantiasa menatap padanya...
ketika manusia dihadapkan kepada seseoran yg jauh lebih sempurna,
maka yang telah ada tak dianggap dan dijaga hatinya...
ketika manusia mendapatkan sesuatu yg lebih baru,
maka yang telah usang tak ada niat untuk didekatinya....
padahal, sesuatu yg baru yg lebih indah dan sempurna,
belum tentu dapat menggantikan yang telah usang...
belum tentu pula itu yg terbaik baginya....
maka, biarkanlah sesuatu yang usang ini menjadi terasa berharga
dengan menghargai hatinya yang kini lambat laun mulai merapuh...
unbelievable
dari semua perjalanan hidup yang kulalui,,
semoga aku mendapat sempurna untuk kehidupan berikutnya.
tidak percaya, itulah hal yang kurasakan saat ini
mencoba untuk memungkiri
bahwa semua ini hanya fitnah belaka
tidak benar dan hanya sebuah kesalahpahaman.
bukan untuk mengharapkan dia kembali.
bukan untuk mengembalikan cinta seperti sedia kala.
tapi lebih tepatnya.
aku ingin meyakini masih ada benar dari orang yang pernah kucintai.
kenapa se nista ini rasanya harus ku akhiri.
air mata yang keluar bahkan tidak dapat menggambarkan betapa terpuruknya aku sekarang.
kenapa kenyataan macam ini menghiasi hidupku.
kenapa aku harus melewati fase ini yang sepertinya aku tak pernah mampu mengarunginya.
yang kufikirkan hanya satu,
benarkah aku telah benar? menilai pribadinya di mataku dengan hina.
benarkah memang itu catatan lakunya.
tidakkah sebenarnya orang yang berbeda yang laku itu.
tidakkah dia hanya sebagai terfitnah dalam kasus ini.
oh tuhan.
jalan apa yang harus ku tempuh.
mengingat hidupku utuh sebenarnya kuberikan untuknya.
tidak ada celah yang kuberikan untuk tamu yang lain ketika mereka datang meminta.
akukah yang tersakiti saat ini.
benarkah jalanku apabila aku mulai perlahan percaya dengan apa yang kudengar.
sementara tak terlihat oleh mataku sendiri.
aku tak yakin pribadinyua demikian.
ku rasa di anatara semua buruknya ada hati nurani yang kurasakan hadir di matannya.
mengenalnya selama ini, membuatku semakin tak percaya demikian bodohnya tindakannya itu..
kalaupun banyak yang menyokongku untuk mengakhiri dan tak perlu risau dengan masa depanku
tapi tetap rasanya aku ingin berfikir ulang,
demikian kah yang kudengar, demikian kah pula aku harus memandangnya.
aku harus apa.
mengakhiri dengan kenangan lama bersama.
tuhan..
tunjukkan jalanyya.
jika ini memang jalan yang kau tunjukkan untukku untuk memnunjukkan
betapa dia tidak tepat dalam hidupku
maka kuatkanlah aku.
jauhkan aku dari kenangan untuknya.
lupakan aku dengan kebersamaan yang pernah ada.
berikan aku kekuatan untuk menjalani dan merajut mimpiku selanjutnya.
semoga aku semakin terbiasa dan mandiri.
semoga aku mendapat bahagia berikutnya...
bagaimana aku akan mendapat orang yang benar jika aku tak mampu melepaskan orang yang salah...
semoga aku mendapat sempurna untuk kehidupan berikutnya.
tidak percaya, itulah hal yang kurasakan saat ini
mencoba untuk memungkiri
bahwa semua ini hanya fitnah belaka
tidak benar dan hanya sebuah kesalahpahaman.
bukan untuk mengharapkan dia kembali.
bukan untuk mengembalikan cinta seperti sedia kala.
tapi lebih tepatnya.
aku ingin meyakini masih ada benar dari orang yang pernah kucintai.
kenapa se nista ini rasanya harus ku akhiri.
air mata yang keluar bahkan tidak dapat menggambarkan betapa terpuruknya aku sekarang.
kenapa kenyataan macam ini menghiasi hidupku.
kenapa aku harus melewati fase ini yang sepertinya aku tak pernah mampu mengarunginya.
yang kufikirkan hanya satu,
benarkah aku telah benar? menilai pribadinya di mataku dengan hina.
benarkah memang itu catatan lakunya.
tidakkah sebenarnya orang yang berbeda yang laku itu.
tidakkah dia hanya sebagai terfitnah dalam kasus ini.
oh tuhan.
jalan apa yang harus ku tempuh.
mengingat hidupku utuh sebenarnya kuberikan untuknya.
tidak ada celah yang kuberikan untuk tamu yang lain ketika mereka datang meminta.
akukah yang tersakiti saat ini.
benarkah jalanku apabila aku mulai perlahan percaya dengan apa yang kudengar.
sementara tak terlihat oleh mataku sendiri.
aku tak yakin pribadinyua demikian.
ku rasa di anatara semua buruknya ada hati nurani yang kurasakan hadir di matannya.
mengenalnya selama ini, membuatku semakin tak percaya demikian bodohnya tindakannya itu..
kalaupun banyak yang menyokongku untuk mengakhiri dan tak perlu risau dengan masa depanku
tapi tetap rasanya aku ingin berfikir ulang,
demikian kah yang kudengar, demikian kah pula aku harus memandangnya.
aku harus apa.
mengakhiri dengan kenangan lama bersama.
tuhan..
tunjukkan jalanyya.
jika ini memang jalan yang kau tunjukkan untukku untuk memnunjukkan
betapa dia tidak tepat dalam hidupku
maka kuatkanlah aku.
jauhkan aku dari kenangan untuknya.
lupakan aku dengan kebersamaan yang pernah ada.
berikan aku kekuatan untuk menjalani dan merajut mimpiku selanjutnya.
semoga aku semakin terbiasa dan mandiri.
semoga aku mendapat bahagia berikutnya...
bagaimana aku akan mendapat orang yang benar jika aku tak mampu melepaskan orang yang salah...
colours of love
Cinta kita begitu berwarna.
Kadang merah, yang menandakan bahwa cinta kita tengah dalam suasana amarah.
Kadang pinky, yang melambangkan cinta kita tengah bersemi dan terasa romantis.
Kadang hitam, yang melukiskan cinta kita tengah diselimuti awan kelam.
Kadang ungu, yang mengisyaratkan cinta kita dalam sepi kesendirian
Kadang hijau, yang menggambarkan cinta kita berada dalam indahnya kedamaian.
Kadang kuning, yang memaknai bahwa cinta kita diwaranai rasa cemburu yang teramat sangat.
Namun, aku tetap dapat merasakan bahwa cinta kita berwarna putih, yang menandakan cinta kita teramat suci
Kadang merah, yang menandakan bahwa cinta kita tengah dalam suasana amarah.
Kadang pinky, yang melambangkan cinta kita tengah bersemi dan terasa romantis.
Kadang hitam, yang melukiskan cinta kita tengah diselimuti awan kelam.
Kadang ungu, yang mengisyaratkan cinta kita dalam sepi kesendirian
Kadang hijau, yang menggambarkan cinta kita berada dalam indahnya kedamaian.
Kadang kuning, yang memaknai bahwa cinta kita diwaranai rasa cemburu yang teramat sangat.
Namun, aku tetap dapat merasakan bahwa cinta kita berwarna putih, yang menandakan cinta kita teramat suci
"hati" has a lot of meaning
Sulit memang mengakui kesalahan kita
Karena itu semua menyangkut harga diri
Sulit memang memaafkan kesalahan orang lain
Karena itu menyangkut masalah perasaan dan hati
Tapi sebenarnya
Hati apa yang telah kita telaah
Hati mana yang telah kita selusuri
Hati apakah yang telah kita ciptakan
Hati seperti apa yang telah kita lahirkan
Jikalau memang kita dalam kuasa sebuah hati yang penuh air mata
Tak bisa kita gunakan sebelum butiran itu berakhir
Jikalau memang kita dalam kuasa sebuah hati yang penuh amarah
Tak mungkin bisa kita gunakan sebelum percikan itu sirna
Jikalau memang kita dalam kuasa sebuah hati yang penuh cinta
Tak akan pernah pula bisa kita gunakan sebelum getaran itu patah
Tapi………
Kapan kita bisa gunakan hati itu dengan penuh keagungan
Kapan kita bisa berdiskusi dengan hati kita sendiri
Kapan kita bisa memotret dan mempelajari hati kita
Ketika semuanya terasa sama
Tanpa ada yang spesial
Tanpa ada yang berarti
Tanpa ada yang istimewa
Dan hati itu takkan pernah berdusta
Jika kita mampu
Mengawinkan hati nurani itu dengan akal rasional
Yang pasti mampu memberikan jalan dalam langkah kehidupan
Kelak
Karena itu semua menyangkut harga diri
Sulit memang memaafkan kesalahan orang lain
Karena itu menyangkut masalah perasaan dan hati
Tapi sebenarnya
Hati apa yang telah kita telaah
Hati mana yang telah kita selusuri
Hati apakah yang telah kita ciptakan
Hati seperti apa yang telah kita lahirkan
Jikalau memang kita dalam kuasa sebuah hati yang penuh air mata
Tak bisa kita gunakan sebelum butiran itu berakhir
Jikalau memang kita dalam kuasa sebuah hati yang penuh amarah
Tak mungkin bisa kita gunakan sebelum percikan itu sirna
Jikalau memang kita dalam kuasa sebuah hati yang penuh cinta
Tak akan pernah pula bisa kita gunakan sebelum getaran itu patah
Tapi………
Kapan kita bisa gunakan hati itu dengan penuh keagungan
Kapan kita bisa berdiskusi dengan hati kita sendiri
Kapan kita bisa memotret dan mempelajari hati kita
Ketika semuanya terasa sama
Tanpa ada yang spesial
Tanpa ada yang berarti
Tanpa ada yang istimewa
Dan hati itu takkan pernah berdusta
Jika kita mampu
Mengawinkan hati nurani itu dengan akal rasional
Yang pasti mampu memberikan jalan dalam langkah kehidupan
Kelak
Langganan:
Postingan (Atom)