Sabtu, 25 Juni 2011

u, mom, and I

maaf,,, maaf sekali.
kalo ini mungkin menyakitkan, mendadak, dan seakan tidak rasional.
aku tidak bisa membangun rumah tangga dalam kondisi yang berjauhan.
entahlah, bagimana pandanganmu terhadap kehormatan isterinya mengikuti suaminya,,,
tapi tidak denganku...
ada sisi hati kecilku berfikir kenapa aku tidak bisa menghargai ibuku.
ibu dan keluarga yang membesarkanku.
ibu yang selalu mengalirkan keringat di dahinya untuk ku.
ibu yang selalu menjatuhkan air mata di pipinya karena salahku.
ibu yang selalu mengambil air wudhu dan shalat dan berdoa untuk masa depanku.

tidak kah aku perlu mengingat itu sebagai balas budi terhadap perjuangannya.
setelah apa yang dia berikan di 25 tahun hidupku,,
berjuang untuk menjadikanku manusia yang bermanfaat.
berjuang di tengah getirnya menannggung malu atas anaknya yang banyak membuat laku,
berjuang pulang pergi setiap minggu hanya bermaksud menemui anaknya,,

sementara aku haru sering sekali pergi lagi dan lebih memilih dengan pujaan hatinya...
bertemu hanya untuk bilang, minta uang untuk keperluan ini itu.
berbicara hanya untuk mengatakan permisi mau pergi..

padahal dari sudut mataku kutangkap matanya mulai berkaca-kaca,,
padahal dari getir suarnya dapat kutangkap tak kah kau mau berbicara dengan ibu lebih lama,,
padahal dari eratnya tangannya ketika kucium tangannya ia berusaha menggenggamnya lebih erat
sekan tak membiarkan ku pergi saat ini.

aku jadi menyadari itu telah sekian lama dan terlalu banyak ketegaanku untuk ibu..
dan kini aku tidak mau membuat kesalahan lagi. aku ingin bersama dia.
menjadikannya orang yang selalu nomor satu di hatiku.
aku tidak boleh membiarkan cintaku padamu membutakan rasa cintaku untuk ibu..
aku sudah cukup banyak melupakannya...

dan maap saat ini, ketika kau ingin mengajaku pergi ke kotamu.
ibu meminta satu hal, ibu ingin aku ada di sini,
ibu ingin aku menemani masa tuanya,
ibu ingin anak-anaknya menjaganya..
ibu ingin ketika dia sakit dalam rentanya anaknya selalu ada di sisinya..
ibu ingin merengkuh cucunya setiap waktu yang dia inginkan.

tidak kah aku harus pedulikan ingin orang tuaku.
orang tuaku yang ditinggal pergi kekasih hatinya.
tak ada siapa2 lagi dalam hidupnya.
tak ada lagi yang bisa diandalkan selain anak-anaknya.
dan aku ingin menjadi anak itu.
anak yang tau bagaimana meghargai ibunya...

dan.... aku ingin aku ada di sini,, menemani ibuku.. memenuhi apa ingin ibuku,,
hanya tak ingin mneyesal.. hanya tak ingin menyakitinya lagi...
dan aku tak memaksamu untuk berada di kotaku..
dan mungkin aku juga merelakanmu memilih kotamu sebagai hidupmu..
dan aku biarkan cinta kita berakhir jika kau memilih begitu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar